Pada tanggal 10 November, pada Konferensi Tingkat Menteri TPP yang diadakan di Vietnam, para perunding mencapai kesepakatan mengenai langkah ke depan, dan perundingan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) mencapai kemajuan besar.
Hal ini menandai tonggak penting dalam membangun kawasan perdagangan bebas yang lebih luas di kawasan Asia-Pasifik, yang mengalami hambatan ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perundingan pada bulan Januari.
Namun, meski tanpa Amerika Serikat, Jepang terus berupaya mewujudkan perdagangan bebas di wilayah tersebut. Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan bahwa sejak Mei 2017, “Jepang telah secara aktif memimpin proses pemberlakuan TPP sesegera mungkin, termasuk mengadakan tiga pertemuan pejabat senior.”
Sebelas negara yang bertekad melanjutkan perdagangan bebas di kawasan antara lain Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Kono mengatakan perjanjian tersebut akan memberikan dorongan bagi negosiasi Jepang yang sedang berlangsung mengenai mitra ekonomi lainnya. Tiongkok bersedia untuk terus bekerja sama dengan negara-negara peserta lainnya untuk mendorong penandatanganan dini dan pemberlakuan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.